Jumat, 23 Mei 2014

SELAMAT DATANG

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau yang lebih dikenal dengan nama Paskibraka mempunyai tugas utama mengibarkan duplikat bendera pusaka pada upacara peringatan hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia baik di tingkat nasional, provinsi maupun tingkat kabupaten atau kotamadya. Anggota Paskibraka adalah putra dan putri pilihan yang berasal dari para pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau sederajat yang dipilih melalui mekanisme seleksi yang diawali dari tingkat Kabupaten, tingkat Provinsi sampai tingkat nasional.
Dan setelah anggota Paskibraka menunaikan tugasnya pada pengibaran duplikat bendera pusaka pada HUT RI, para anggota Paskibraka secara otomatis menjadi Purna. Sehingga dengan begitu predikat sebagai Paskibraka telah usai dan berganti dengan sebutan Purna Paskibraka Indonesia (PPI).

PPI KABUPATEN SIDOARJO
Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Sidoarjo adalah organisasi sosial kemasyarakatan yang bersifat kekeluargaan dan anggotanya berasal dari Purna Paskibraka Indonesia. Blog ini merupakan alternatif sebagai media informasi bagi seluruh anggota Paskibraka dimana saja berada, terlebih khusus untuk anggota Paskibraka Kabupaten Sidoarjo. Blog ini menyajikan informasi mengenai sejarah pembentukan Paskibraka Indonesia, sejarah Purna Paskibraka Indonesia (PPI), cikal bakal dari pembentukan PPI Kabupaten Sidoarjo, kegiatan-kegiatan Paskibraka Kabupaten Sidoarjo baik yang saat ini/ sedang dilakukan maupun event-event yang akan datang. Selain itu disajikan juga dokumentasi dan atribut kelengkapan Paskibraka, tokoh-tokoh Paskibraka, sampai berita-berita yang sedang berkembang di masyarakat pada saat ini.
Besar harapan kami, blog ini dapat memberikan pengetahuan yang informatif dan tentunya harapan kita semua dengan adanya media ini kita dapat saling mengenal satu sama lain sehingga terjalin silaturahmi sesama anggota Paskibraka dengan rekan-rekan dari wilayah/ daerah lain yang tentunya cukup banyak dan tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati sebagai insan yang tak luput dari khilaf dan lupa, kami menerima segala saran, kritik, masukan maupun sanggahan terkait informasi yang kami sampaikan sebagai penyempurnaan bagi organisasi kami.

Hormat Kami,
Administrator

SALAM PURNA PASKIBRAKA!!!


Rabu, 21 Mei 2014

Sejarah Pembentukan Paskibraka


Pengibaran 17 Agustus 1945
      Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, jam 10.00 pagi, di Jln. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia, untuk pertama kali secara resmi, bendera kebangsaan merah putih dikibarkan oleh dua orang muda-mudi yang dipimpin oleh Bapak Latief Hendraningrat. Bendera ini dijahit tangan oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Bendera inilah yang kemudian disebut "Bendera Pusaka". Bendera Pusaka berkibar siang dan malam di tengah hujan tembakan, sampai Ibukota Republik Indonesia dipindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 4 Januari 1946, aksi teror yang dilakukan Belanda semakin meningkat maka Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta dengan menggunakan kereta api. Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam kopor pribadi Presiden Soekarno. Selanjutnya, Ibukota Republik Indonesia dipindakan ke Yogyakarta. Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan, agresinya yang ke dua. Pada saat Istana Presiden, Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Bapak Husein Mutahar dipanggil oleh Presiden Soekarno dan ditugaskan untuk menyelamatkan Bendera Pusaka.

    Penyelamatan Bendera Pusaka ini merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakkan berkibarnya Sang Merah Putih di persada bumi Indonesia. Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka itu. Agar dapat diselamatkan, Bapak Husein Mutahar terpaksa harus memisahkan antara bagian merah dan putihnya. Pada saat penyelamatan Bendera Pusaka, terjadi percakapan antara Presiden Soekarno dan Bapak Husein Mutahar. Percakapan tersebut dapat dilihat dalam buku "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat" karangan Cindy Adams. Berikut petikannya: `Tindakanku yang terakhir adalah memanggil Mutahar ke kamarku (Presiden Soekarno, pen.). "Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu", kataku ringkas. "Dengan ini, aku memberikan tugas kepadamu pribadi.